Search

Timnas Jerman Juara Piala Dunia 2014 Diunggulkan Menang Euro 2016

tipsbetcash.com – Jerman kini sedang menikmati puncak kejayaannya di sepak bola. Tim nasional Jerman memegang status sebagai juara Piala Dunia 2014. Selain itu, klub-klubnya juga berbicara banyak di kompetisi antarklub di Eropa.

Ternyata semua diawali dengan cerita pedih. Namun, Jerman mampu bangkit dan merevitalisasi sepak bola negerinya. Jika bukan Jerman, mungkin mereka tidak bisa melakukannya.

Jerman mendapatkan pelajaran menyakitkan setelah dipermalukan di beberapa kompetisi papan atas. Di Piala Dunia 1998, nama besar Der Panzer tidak ada apa-apanya. Mereka dibantai Kroasia dengan skor 0-3 di babak perempat final.

Itu belum apa-apa, di Piala Eropa 2002, Jerman malah kian terpuruk. Berstatus sebagai pemegang titel Piala Eropa terbanyak bersama Spanyol, Der Panzer sudah tersingkir sejak penyisihan grup tanpa pernah menang.

Kondisi itu menyadarkan segenap pihak di Jerman bahwa sepak bola mereka telah tertinggal jauh. Mereka tahu permainan dan para pemainnya tidak bisa bersaing lagi dengan tim lain. Mereka kalah dari segi kemampuan serta teknik.

Tipikal permainan khas Jerman yang kerap mengandalkan kedisiplinan taktik dan stamina tinggi sudah tidak ampuh lagi. Sepak bola telah berubah. Mereka harus mengikutinya jika tidak ingin tergilas zaman.

Digagas oleh pelatihnya di Piala Dunia 2006, Juergen Klinsmann, segenap stakeholdersepak bola Jerman mulai dari Deutscher Fussball Bund dan Bundesliga segera berkoordinasi. Mereka menentukan sikap bakal mengubah beragam hal, yang pada dasarnya adalah merumuskan gaya permainan dan mendorong kehadiran pemain dari negeri sendiri.

Dari sistem permainan, gaya main khas Jerman yang dulu dikenal “kaku” berubah drastis. Kini mereka dikenal sebagai tim yang mengandalkan passing yang cepat serta permainan agresif.

Dulu, pemain Jerman juga sangat mudah ditebak. Mereka berpostur tinggi besar dengan stamina tinggi. Namun, sekarang, postur tubuh bukan lagi andalan Jerman. Mereka mementingkan pemain dengan skill, kelincahan, dan kecepatan dibandingkan kekuatan fisik.

Direktur Akademi Eintracht Frankfurt, Armin Kraaz, mengisahkan ada perubahan dalam latihan sejak putusan revitalisasi dilakukan. Kraaz menyatakan pada era 1980-an, latihan di klub-klub Jerman sangat mementingkan berlari dan membentuk kekuatan fisik. Kini, kondisi telah berbeda. Skill dan teknik lebih diutamakan.

“Para pencari bakat kami sekarang mencari pemain paling bertalenta di usia sembilan hingga sepuluh tahun, tidak peduli bagaimanapun kondisi fisiknya. Ketika datang ke akademi, mereka tidak akan berlatih di gym sebelum usai 16 tahun,” ujar Kraaz kepadaBBC.

Kemampuan Mengorganisasi

Buahnya kini dinikmati sepak bola Jerman. Selain timnasnya berjaya di level atas, klub-klubnya juga berbicara banyak di pentas Eropa bahkan dunia. Hal itu menunjukkan kekuatan Jerman dalam mengorganisasi.

Sepak bola sebenarnya bisa menunjukkan kondisi sebuah negara. Sebuah negara yang melahirkan tim yang baik biasanya memiliki kemampuan organisasi yang apik juga. Kelebihan itu pula yang membuat satu negara memiliki perekonomian yang apik.

Jerman tidak jauh berbeda. Bayangkan saja, mereka bisa mengorganisasi segenap pihak yang terkait dengan sepak bola mulai dari yang berada di level atas sampai yang paling bawah untuk melangkah bersama. Jelas tidak mudah.

Akan tetapi, bukan Jerman jika tidak mampu mengorganisasi sebuah hal dengan baik. Hal itu bahkan sampai dikenal sebagai kemampuan spesial masyarakatnya. Jerman segera membuat langkah-langkah untuk merevitalisasi sepak bola di negerinya.

Level atas seperti DFB dan Bundesliga menetapkan standar dan aturan yang harus ditepati oleh semua pihak. Hal itu dipegang teguh dan terus-menerus dikontrol. Ambil contoh sederhana bagaimana mereka mengharuskan dalam sebuah level akademi tim junior yang terdiri dari 20 pemain, 12 di antara mesti berasal dari Jerman. Itu bertujuan untuk menjaga suplai pemain ke timnas maupun klub-klub Bundesliga tetap terjaga.

Bukan hanya itu, konsistensi menjaga aturan “50+1” hingga menelurkan pelatih-pelatih bersertifikat juga dilakukan. Mereka bahkan menghilangkan segala halangan yang membuat tim junior kin terhubung dengan tim senior.

Langkah ini membuat sejumlah pihak terkagum-kagum. Mantan pelatih timnas Argentina, Alejandro Sabella, salah satunya. Dia angkat jempol terhadap kemampuan Jerman dalam merevitalisasi sepak bolanya.

“Jelas sekali, mereka adalah negara dunia pertama yang tahu cara bekerja dalam jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang,” kata Sabella.

Seharusnya kita menirunya untuk memajukan sepak bola Indonesia.




7upcash 7upcash7upcash