Taktik dan Formasi Tak Lazim di Sepakbola
tipsbetcash.com – DI era sepakbola modern, formasi 4-2-3-1 sangat diandalkan beberapa klub besar Eropa dan negara-negara mapan dunia. Formasi tersebut menggaransi kestabilan karena pemain tengah dapat membantu pertahanan dan juga penyerangan.
Namun, di era pertama kali sepakbola diperkenalkan, pola yang mengutamakan keseimbangan seperti 4-2-3-1 tidak dipilih. Tim-tim sepakbola saat itu memiliki dua strategi, menumpuk pemain di belakang atau di depan.
Penjelasan lebih lanjut terkait formasi yang digunakan tim sepakbola masa lampau dapat dilihat di bawah ini:
Formasi 1-2-7 (1860-1870)
Pola ini popular pada era 1860 hingga 1870. Formasi ini menitikberatkan pada penyerangan. Sebab ada tujuh pemain di lini depan yang berperan sebagai winger, inside forward dan penyerang utama. Sementara hanya dua pemain yang mengisi posisi gelandang dan satu pemain bertugas sebagai bek.
Formasi 2-3-5 (1880-1925)
Pola ini jauh lebih seimbang ketimbang era 1860-an. Sebab ada dua pemain yang ditugaskan mengawal pertahanan. Tiga gelandang di tengah bertugas menjaga keseimbangan, sementara lima penyerang di depan fokus mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Formasi 3-2-2-3 (1925-1945)
Tiga pemain di belakang tak hanya berfokus menjaga pertahanan. Sebab dua di antaranya bertugas sebagai fullback yang juga membantu penyerangan. Pemain di posisi tengah dibagi dalam dua bagian. Dua gelandang bertugas membantu pertahanan, sementara dua lainnya membantu tiga penyerang di depan. Sementara tiga penyerang bertugas mengacak-acak pertahanan lawan.
Formasi 2-3-2-3 (1934 dan 1938)
Pola ini digunakan Timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938. Dua pemain bertugas sebagai pemain belakang dan dua gelandang bertugas menjaga keseimbangan tim. Dua pemain di depan bertugas membantu jika tiga penyerang di depan gagal menembus pertahanan musuh.
Formasi 3-2-3-2 (1950-an)
Pola ini tak berbeda jauh dengan formasi 3-2-2-3. Bedanya dalam pola ini mengenal sosok playmaker, peran yang tak ada di pola 3-2-2-3. Formasi ini identik dengan Manchester United pada era 1950-an. Pada era tersebut Red Devils berhasil meraih tiga trofi English Football League (sekarang Premier League)
Formasi 4-2-4 (akhir 1950-an)
Formasi yang sudah mengutamakan keseimbangan. Sebab dua dari empat pemain di depan juga membantu pertahanan ketika tim diserang. Pola ini digunakan Timnas Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1958.