Romelu Lukaku Diprediksi Akan Gagal di MU, Ini Penyebabnya
Manchester United (MU) berhasil mendapatkan striker yang berkelas, yakni Romelu Lukaku. Tapi jangan senang dahulu, fans Man United! Sebab, ada lima alasan yang bilang striker Belgia itu bisa gagal.
Untuk datangkan Lukaku, Red Devils mengeluarkan kocek yang besar, yakni mencapai 75 juta pounds padahal Lukaku belum terlalu terbukti sebagai striker berkelas. Hal ini yang membuat Chelsea mundur dari persaingan.
Pada usia 24 tahun, mantan striker Anderlecht ini sudah malang melintang di berbagaii klub Liga Inggris. Mulai dari Chelsea, West Bromwich Albion, sampai Everton. Torehan golnya bagus, karena selalu dua digit.
Kendati demikian, Lukaku belum teruji benar di klub besar. Selama ini, dia hanya perkuat klub yang notabene kelas papan tengah. Saat Everton digulung tiga gol tanpa balas Chelsea, Mei lalu jadi contoh.
Lukaku cuma lakukan lima percobaan dan tak sekalipun tepat sasaran. Dia juga hanya melakukan satu kali dribble saja. Itu sudah bisa jadi contoh kelasnya cuma jadi striker papan tengah saja.
Masih ada lima alasan lain yang sebut Lukaku akan gagal di MU. Berikut daftarnya
5. Sentuhan Pertama yang Buruk
Manchester United dikenal punya penguasaan bola yang lebih baik ketimbang Everton yang andalkan counter. Mengingat cepatnya permainan Red Devils, seorang striker harus punya sentuhan pertama dengan kontrol bola yang baik.
Musim lalu, pasukan Jose Mourinho itu memiliki rata-rata penguasaan bola 55% per laga. Sentuhan pertama mereka di sepertiga pertahanan lawan besar, mencapai 31 persen.
Nah, hal ini sepertinya akan bikin Lukaku kesulitan. Terlebih, Lukaku beberapa kali salah dalam sentuhan pertamanya dan kehilangan momentum. Bahkan, dalam latihan perdana dengan United, Senin (10/7), Lukaku dengan jelas gagal mengendalikan umpan dari rekannya. Hingga bola memantu ke rekan lainnya.
4. Tak Bisa Bantu Bangun Serangan dari Bawah
Sebenarnya, dalam kariernya, Jose Mourinho acap bekerja sama dengan striker yang bertipikal build up. Si striker biasanya diarahkan untuk sedikit turun untuk cari bola.
Didier Drogba, Karim Benzema, dan Zlatan Ibrahimovic menjadi para striker yang manut dengan arahan The Special One. Tapi sayangnya, Lukaku tak memiliki keterampilan itu.
Musim lalu, United sukses ciptakan 471 umpan pendek per laga. Ini berarti Lukaku akan bermain dengan tim yang suka memainkan bola pendek untuk bangun serangan.
Bukan kabar yang baik buat striker Belgia itu. Karena tingkat keberhasilannya dalam melakukan umpan di Liga musim lalu cuma 65,5 persen saja.
3. Terbebani Biaya Transfer
Untuk pemain berharga 75 juta pounds, jelas ada beban besar yang dipikulnya. Hal ini malah bisa jadi bumerang bagi Lukaku. Dia dituntut untuk langsung buktikan ekspetasi besar.
Beberapa pemain terbaik dunia gagak memberi dampak dengan tim baru setelah ditransfer dengan uang berlimpah. Ricardo Kaka contohnya kala didatangkan dengan biaya 65 juta euro tapi gagal di Real Madrid.
Bahkan, Gareth Bale saat ini belum pernah jadi yang terbaik di Real Madrid. Bahkan, empat tahun setelah ditransfer 100 juta euro dari Spurs, dia belum bisa saingi Cristiano Ronaldo.
Rekan setim Lukaku, Paul Pogba saja sempat tertekan karena banderol mahalnya. Nah, dalam hal ini mental-lah yang akan bicara banyak. Mampukah Lukaku membuktikan harga mahalnya?
2. Tekanan Bermain di MU
Setelah tertekan dengan harganya yang mahal, Lukaku jua dapat ujian karena bermain untuk klub sebesar Manchester United. Tiap pemain diwajibkan punya kontribusi yang instan tiap kali datang ke klub terbesar dunia itu.
Meski belum memenangi liga sejak Sir Alex Ferguson cabut, Manchester United faktanya klub terkaya di dunia. Itu sudah cukup menggambarkan betapa besarnya tuntutan tiap pemain untuk langsung tune in dengan permainan tim.
Berbeda ketika Lukaku perkuat Everton. Sebab, The Toffes cuma ditargetkan finis di enam atau tujuh besar saja tiap musim. Sedang, MU selalu membidik bintang. Uang bukan masalah, terpenting adalah cara untuk mengembalikan kejayaan. Lukaku harus kuat-kuat mental ain di Theatre of Dreams alias Old Trafford.
1. Faktor Jose Mourinho
Mourinho dikenal sebagai salah satu manajer taktikal di dunia. Pada satu titik, dia juga merupakan motivator terbaik dunia. Namun, atribut itu sepertinya memudar sejak masa jabatannya di Madrid.
Hal yang sudah lumrah diketahui, Mourinho sangat enggan bekerja dengan pemain muda. Di Real Madrid, dia jarang beri kesempatan Alvaro Morata. Sedang di Chelsea, dia-lah yang membuang Lukaku.
“Romelu sangat jelas dalam mentalitas yang buruk. Dia tak terlalu termotivasi untuk menghadapi persaingan di Chelsea. Padahal, dia ingin jadi striker utama,” sebut Mourinho kala itu.
Mantan bos Porto ini juga dikenal kekejamannya. Jika Lukaku gagal buktikan diri, Mourinho kemungkinan akan mendepaknya. Bagi Mourinho, hasil di atas segalanya, dan itu berlaku jua buat Lukaku.