Ricardo Infante, Sosok Penemu Tendangan Gol Rabona
Masih ingat gol cantik winger Tottenham Hotspur Erik Lamela ke gawang Asteras Tripolis di fase grup Liga Europa 2014/15?
Sekilas gol tersebut tampak seperti gol-gol pada umumnya, yang dicetak dari luar kotak penalti sebelum menghujam gawang lawan. Namun, dalam tayangan ulang, Lamela menggunakan sebuah teknik spesial: menembak bola dengan kaki kiri yang disilangkan ke belakang kaki kanannya. Gol Lamela bergaya rabona tersebut terpilih sebagai gol terbaik Liga Europa musim itu.
Kendati sudah sangat populer, tendangan rabona dalam sebuah laga memang jarang terjadi karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi. Butuh atletisme, skill, dan situasi yang mendukung agar sepakan rabona tidak sekadar sebagai pamer kemampuan.
Menendang bola menggunakan kaki primer yang disilangkan ke belakang kaki sekunder (kaki terlemah) tentu tidak mudah. Kalau salah, justru bikin malu atau malah berujung kaki keseleo. Namun jika sukses, penonton akan berdecak kagum dan momen magis pun tercipta, terlebih jika mampu menjadi gol.
Meski sulit untuk menelusuri siapa penemu rabona, teknik itu dilaporkan muncul pertama kali pada 1948 dalam partai Liga Utama Argentina antara Estudiantes de la Plata dengan Rosario Central. Dalam satu kesempatan, striker Estudiantes bernama Ricardo Infante mampu mencetak gol dari jarak sekitar 35 meter menggunakan gaya kaki menyilang itu.
Sebuah majalah sepakbola Argentina, El Grafico, kemudian menerbitkan kartun yang menggambarkan gol tak lazim Infante itu dengan judul “El infante que se hizo la rabona”. Nama Infante sendiri dalam bahasa Spanyol berarti bocah, sementara rabona diambil dari hacerse rabona, sebuah ungkapan khas asal Argentina, yang berarti membolos sekolah.
El Grafico barangkali memakai judul tersebut untuk menggambarkan bahwa Infante telah melakukan sesuatu yang tricky, penuh tipu daya, layaknya seorang bocah yang membolos sekolah. Dari situlah nama rabona lahir dan digunakan sebagai istilah rujukan untuk menyebut tendangan seperti yang dilakukan Infante.
Meski demikian, dalam perayaan 50 tahun gol cantiknya tersebut pada 1998, Infante mengakui bahwa ia tidak mendapat kredit atau pujian seperti yang diharapkannya.
“Itu adalah sebuah gol yang tidak mendapatkan tanggapan pantas. Saat itu, televisi masih jarang dan hanya sedikit media cetak yang meliput pertandingan,” ujar Infante, yang meninggal dunia pada Desember 2008 di usia 84 tahun, enam dasawarsa setelah gol terkenalnya itu.
Kurangnya publikasi sebagaimana dikeluhkan Infante membuat nama winger Ascoli bernama Giovanni Roccotelli mendadak populer pada akhir 1970-an. Roccotelli melakukan teknik itu dalam sebuah partai Serie B Italia melawan Modena. Dalam laga yang dimenangi Ascoli 3-2 itu, Roccotelli berulang kali melakukan teknik yang di Italia disebut incrociata (kaki menyilang) itu, salah satunya berujung pada assist untuk Claudio Ambu.
Dengan demikian, boleh dikatakan jika Infante adalah sang inventor rabona sementara Roccotelli yang membuat teknik itu mendunia.
Sejak itu, sudah tidak terhitung lagi para pemain yang melakukan aksi serupa, mulai dari legenda dunia seperti Pele, Diego Maradona, Paul Gascoinge, hingga pahlawan masa kini seperti Ronaldinho, Cristiano Ronaldo, Eden Hazard, Carlos Bacca, Neymar, Angel Di Maria, Ricardo Quaresma, dan lain-lain.