Profil 24 Kontestan Negara Peserta Euro 2016 Perancis

tipsbetcash.com – Setelah kali terakhir digelar empat tahun silam, Euro 2016 akan segera dihelat dalam hitungan hari. Kali ini Prancis ditunjuk sebagai tuan rumah, dan jika tak ada aral melintang, kick-off pertandingan perdana akan dilangsungkan pada 11 Juni.

Tak seperti biasanya, Euro kali ini akan digelar dengan sedikit perubahan. UEFA memutuskan untuk melakukan penambahan peserta, dari awalnya 16 tim, kini menjadi 24 tim. Semuanya dibagi ke dalam enam grup yang terdiri dari masing-masing empat negara. Selain itu, peringkat tiga terbaik juga berkesempatan untuk maju ke babak knock-out.

Perubahan tersebut memungkinkan negara-negara seperti Albania dan Wales, untuk mencatat sejarah dan merasakan atmosfer kompetisi tertinggi antarnegara Eropa untuk kali pertama.

Seperti biasanya, kejutan serta kemenangan dramatis diharapkan bakal tersaji nanti. Dan untuk memandu para pembaca setia memahami peta kekuatan negara-negara peserta,

1. Grup A

Prancis

Pelatih: Didier Deschamps
Pemain kunci: Paul Pogba (30 Caps, 5 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: Sebagai tuan rumah, Prancis tidak melalui babak ini.
Rata-rata mencetak gol: –
Rata-rata kemasukan gol: –

Prancis akan bermain di Euro 2016 dengan status sebagai tuan rumah dan kebetulan, tim berjuluk Les Bleus dikenang sebagai tim yang tangguh ketika bermain di depan publik mereka sendiri.

Semua diawali dengan sukses Tim Ayam Jantan di Euro 1984. Di depan para pendukung setianya, Prancis sukses menjadi juara dan Michel Platini keluar sebagai top skorer turnamen dengan mencetak sembilan gol. Sejarah kemudian kembali terulang di Piala Dunia 1998, usai Zinedine Zidane mencetak dua gol ke gawang Brasil di Stade de France dan memberikan gelar juara dunia pada Les Bleus.

Dua tahun setelah menjadi juara dunia, Prancis meneruskan dominasi mereka dengan menjuarai Euro 2000, yang juga digelar di negara mereka sendiri.

Rumania

Pelatih: Anghel Iordanescu
Pemain kunci: Dragos Grigore (19 Caps, 0 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 5 Menang, 5 Imbang, 0 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,1
Rata-rata kemasukan gol: 0,2

Rumania pernah membuka mata dunia akan kekuatan sepakbola mereka, ketika performa apik Gheorghe Hagi membantu negeri asal Drakula ini maju hingga babak perempat final di Piala Dunia 1994.

Kiprah Rumania di Euro sendiri terbilang cukup lumayan, meski Tricolorri sering kurang beruntung karena kerap mendapatkan undian sulit di fase grup. Salah satu pencapaian terbesar mereka adalah ketika bermain di Euro 2000. Saat itu tim mampu bertahan hingga babak perempat final setelah membungkam Inggris, sebelum akhirnya dibekuk oleh Italia – tim yang akhirnya masuk ke partai final.

Albania

Pelatih: Gianni De Biasi
Pemain Kunci: Taulant Xhaka (11 caps, 0 gol)
Rekor di fase kualifikasi: 4 Menang, 2 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 0,9
Rata-rata kemasukan gol: 9,6

Albania merupakan salah satu debutan Euro 2016 yang patut dinantikan aksinya. Tim berjuluk Shqiponjat alias Si Elang ditangani oleh manajer kawakan Italia, Gianni De Biasi, sempat mencuri perhatian usai mereka mencatat performa yang cukup menjanjikan di babak Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Meski akhirnya tidak ikut tergabung dalam 32 tim yang bermain di Brasil, negara yang pernah melahirkan pemain top seperti Lorik Cana ini akhirnya mencatat sejarah dengan lolos ke Euro 2016 – turnamen besar perdana dalam partisipasi mereka meramaikan kancah sepakbola Benua Biru.

Sentuhan tangan dingin De Biasi sanggup membuat tim finish di peringkat dua di belakang Portugal dan memastikan diri meraih kesempatan debut di Euro.

Swiss

Pelatih: Vladimir Petkovic
Pemain kunci: Granit Xhaka (42 Caps, 6 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 0 Imbang, 3 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,8

Sempat menelan tiga kekalahan di babak kualifikasi, Swiss akhirnya bisa memastikan diri tampil di putaran final Euro 2016 dengan meraih jatah runner-up Grup E di bawah Inggris. Di Prancis nanti, tim asuhan Vladimir Petkovic akan bertekad memperbaiki catatan mereka di turnamen, mengingat di tiga kesempatan mereka selalu gagal lolos dari fase grup, termasuk saat menjadi tuan rumah di 2008.

Salah satu catatan penting bagi persepakbolaan Swiss di Euro terjadi kala mereka bermain melawan Prancis di 2004. Kala itu Schweizer Nati tunduk 1-3 di tangan Les Bleus, namun Johan Vonlanthen sukses menahbiskan dirinya sebagai pencetak gol termuda di Euro.

 

2. Grup B

Inggris

Pelatih: Roy Hodgson
Pemain kunci: Harry Kane (11 Caps, 5 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: 10 Menang, 0 Imbang, 0 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 3,1
Rata-rata kemasukan gol: 0,3

Dikenal sebagai negara pertama yang menerapkan basis dari semua aturan profesional mengenai olahraga sepakbola, Inggris justru kerap melempem di kancah Internasional. The Three Lions tak pernah sekalipun menjadi Raja Eropa, dan mereka juga dikenal amat anti dengan babak adu penalti.

Kali pertama Inggris dikecewakan di adu tos-tosan adalah ketika mereka disingkirkan Jerman Barat di semifinal Piala Dunia 1990. Dan sejak saat itu, tim Tiga Singa sudah dua kali tersingkir dengan cara yang sama di Piala Dunia dan tiga kali, masing-masing di Euro 1996, 2004, dan 2012.

Namun demikian, Euro 2016 memberikan prospek yang amat cerah untuk tim asuhan Roy Hodgson. Betapa tidak, tim yang dikapteni Wayne Rooney itu sukses menutup babak kualifikasi dengan rekor 100 persen kemenangan di 10 pertandingan dan lolos ke Prancis sebagai juara grup.

Rusia

Pelatih: Leonid Slutski
Pemain kunci: Aleksandr Kokorin (37 Caps, 11 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 2 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,8
Rata-rata kemasukan gol: 0,5

Pecahnya Uni Soviet terbukti tidak mengurangi keperkasaan Rusia di sepakbola. Buktinya, mereka terhitung sebagai langganan peserta Euro sejak tahun 1992. Namun demikian, negeri Beruang Merah seringkali kesulitan untuk lolos dari fase grup.

Tabu tersebut baru bisa mereka hapus, setelah tim sukses memperagakan permainan atraktif di bawah manajer Guus Hiddink, yang berhasil menghantar tim masuk ke semifinal Euro 2008.

Sebelum prestasi membanggakan tersebut, Rusia boleh dibilang masih berada di bawah bayang-bayang kesuksesan mereka di era Uni Soviet. Lihat saja catatan prestasi tim di Euro 1992, 1996, dan 2004, di mana mereka hanya mampu mencatat satu kemenangan. Di edisi 2000, Rusia bahkan harus absen dari turnamen. Sementara di Euro 2012, tim lagi-lagi gagal menaklukkan fase grup, setelah hanya mencatat hasil satu menang, satu imbang, dan satu kalah.

Wales

Pelatih: Chris Coleman
Pemain Kunci: Gareth Bale (54 Caps, 19 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: 6 Menang, 3 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,1
Rata-rata kemasukan gol: 0,4

Wales terakhir kali turun di turnamen akbar ketika mereka berpartisipasi di Piala Dunia 1958, di mana kala itu sang legenda – John Charles, membawa negaranya maju hingga perempat final.

Sejak saat itu, meski mampu menghasilkan beberapa talenta berbakat seperti Ian Rush dan Ryan Giggs, Wales kerap hanya meramaikan babak kualifikasi Piala Dunia dan Euro, tanpa ikut di turnamen yang sebenarnya. Namun semua berubah sejak kehadiran Gareth Bale. Winger Real Madrid tampil garang dengan mencetak tujuh gol di fase kualifikasi, dan memastikan The Dragons maju ke putaran final di Prancis.

Di Euro 2016 nanti, tim asuhan Chris Coleman diharapkan mampu membuat kejutan atau bahkan melaju hingga babak-babak akhir. Apalagi, sang bintang andalan – Bale, tengah ada dalam kondisi mental bagus menyusul sukses menghantar Real Madrid menjadi juara Liga Champions 15/16.

Slovakia

Pelatih: Jan Kozak
Pemain kunci: Marek Hamsik (84 Caps, 18 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 1 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,7
Rata-rata kemasukan gol: 0,8

Negara ini pernah berjaya di ajang Euro 1976 dengan menaklukkan Jerman Barat via babak adu penalti. Kala itu negara mereka bernama Cekoslovakia dan meski masih tergabung dengan Rep. Ceska, delapan dari 11 pemain yang turun di partai final berasal dari Slovakia.

Setelah itu, butuh lebih dari dua dekade sebelum Slovakia bisa menemukan kembali kejayaan mereka di sepakbola. Semua dimulai di Piala Dunia 2010, di mana tim asuhan Vladimir Weiss tidak hanya turun di putaran final – namun juga menyingkirkan sang juara bertahan Italia di fase grup.

Slovakia kini ditangani oleh manajer Jan Kozak, yang sukses menghantar tim masuk putaran final Euro 2016 dengan rekor tujuh kemenangan beruntun di awal babak kualifikasi.

 

3. Grup C

Jerman

Pelatih: Joachim Loew
Pemain kunci: Thomas Muller (70 Caps, 31 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 1 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,9

Jerman punya sejarah yang panjang dan kuat di kancah sepakbola Internasional. Sempat mengusung nama Jerman Barat antara 1945 hingga 1990, negara satu ini hanya sekali gagal lolos ke putaran final Euro dan Piala Dunia. Usai juara di Piala Dunia 2014, Der Panzer tercatat sudah empat kali jadi tim nasional terbaik sejagat.

Sementara untuk Euro, Jerman sudah pernah jadi juara di edisi 1972, 1980, dan 1996. Rekor impresif tim nasional yang kini bermarkas di Fussball Arena Munchen juga terlihat dari catatan tiga kali runner-up di turnamen di turnamen antarnegara Eropa.

Jerman memang terakhir kali menjadi juara Euro dua dekade silam, namun di dua edisi terakhir tim selalu sanggup mencapai setidaknya babak semifinal.

Ukraina

Pelatih: Mykhailo Fomenko
Pemain kunci: Yevhen Konoplyanka (52 Caps, 2 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 2 Imbang, 3 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,4

Ukraina memang banyak menyumbang pemain mereka untuk timnas Uni Soviet, yang sempat memenangkan Euro 1960. Namun sejak memerdekakan diri, tim ini belum pernah lolos ke putaran final hingga akhirnya mendapat jatah bermain di Euro 2012 sebagai tuan rumah, bersama dengan Polandia.

Di laga debutnya, Ukraina asuhan Oleg Blokhin bangkit dari ketertinggalan dan mencatat kemenangan 2-1 atas Swedia, di mana dua gol diborong oleh striker legendaris mereka – Andriy Shevchenko. Namun demikian, tim akhirnya gagal lolos ke fase knock-out, setelah kalah 0-2 di tangan Prancis dan 0-1 di hadapan Inggris.

Polandia

Pelatih: Adam Nawalka
Pemain kunci: Robert Lewandowski (75 Caps, 34 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 3 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 3,3
Rata-rata kemasukan gol: 1

Polandia akan datang ke Prancis dengan harapan mencatat performa yang lebih baik di turnamen, usai pengalaman buruk di Euro 2008 dan Euro 2012.

Di Euro 2008, Bialo Czerwoni, lolos ke turnamen untuk kali ke-13, dengan mengungguli tim seperti Portugal, Serbia, dan Belgia di babak Kualifikasi. Namun demikian, di putaran final tim asuhan Leo Beenhakker hanya mampu mencatat sebiji gol dan akhirnya finish di peringkat tiga klasemen grup.

Peruntungan tim tidak jauh berubah di Euro 2012, di mana mereka tampil sebagai tuan rumah. Kala itu mereka lagi-lagi gagal lolos dari fase grup. Dan usai memastikan diri finish di posisi dua babak kualifikasi, tim yang kini diasuh oleh Adam Nawalka tentu berharap menorehkan prestasi yang lebih baik di Euro 2016.

Irlandia Utara

Pelatih: Michael O’Neill
Pemain Kunci: Kyle Lafferty (50 Caps, 17 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 3 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,6
Rata-rata kemasukan gol: 0,8

Meski pernah tiga kali tampil di Piala Dunia, Irlandia Utara kerap gagal lolos ke putaran final Euro – hingga keberuntungan akhirnya berpihak pada mereka jelang digelarnya turnamen edisi 2016 di Prancis.

Prestasi terbaik Norn Iron di kancah Internasional adalah dengan masuk babak perempat final Piala Dunia 1958 dan juga tampil di Piala Dunia 1982, sempat mengalahkan tuan rumah Spanyol 1-0. Selain itu, Irlandia Utara juga pernah menghasilkan beberapa legenda ternama seperti George Best, David Healy, Pat Jennings, dan Aaron Hughes.

Di Euro 2016, tim akan berharap pada sentuhan tangan dingin manajer Michael O’Neill untuk hasil terbaik.

 

4. Grup D

Spanyol

Pelatih: Vicente del Bosque
Pemain kunci: Andres Iniesta (107 Caps, 13 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 9 Menang, 0 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2,3
Rata-rata kemasukan gol: 0,3

Juara bertahan Euro, Spanyol, sempat mengalami masa-masa sulit dalam perkembangan sepakbola mereka. Usai menjadi juara di kandang sendiri pada 1964, La Roja harus menunggu hingga 2008, sebelum bisa kembali mengangkat trofi Henri Delaunay. Kala itu tim asuhan Luis Aragones sanggup menang tipis 1-0 atas Jerman di final.

Laga tersebut sekaligus membuka dominasi Spanyol di kancah sepakbola Internasional, yang kemudian diikuti dengan sukses menjadi juara Piala Dunia 2010, dan juga Euro 2012. Sukses di Kiev diraih setelah Iker Casillas dkk menang telak atas Italia 4-0 di final, meski dua tahun berselang mereka kemudian mencatat prestasi buruk di fase grup Piala Dunia 2014.

Menjelang gelaran akbar di Prancis, Spanyol pede bisa kembali menunjukkan tajinya setelah mereka lolos ke turnamen dengan status juara grup – mengumpulkan 27 dari 30 poin maksimal.

Rep. Ceska

Pelatih: Pavel Vrba
Pemain kunci: Petr Cech (119 caps, 0 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: 7 Menang, 1 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,9
Rata-rata kemasukan gol: 1,4

Rep. Ceska merupakan pecahan dari negara Cekoslovakia, dan mereka baru bermain dengan identitas baru di kancah Internasional pada 1994. Namun demikian, sejak saat itu Narodni Tym tidak pernah mencatatkan prestasi mengecewakan di gelaran turnamen antar negara Eropa, dengan tak pernah absen di satu edisi pun.

Bahkan Rep. Ceska tergolong sebagai tim yang punya tradisi kuat. Mereka finish sebagai runner-up di Euro 1996 dan mencapai babak semifinal di Euro 2004. Ketika masih bergabung dengan Slovakia, negara ini pernah menjadi juara di edisi 1976 dengan mengalahkan Jerman Barat di final.

Turki

Pelatih: Fatih Terim
Pemain kunci: Hakan Calhanoglu (18 Caps, 6 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 5 Menang, 3 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,9

Kiprah Turki di Euro dimulai ketika mereka tampil di turnamen edisi 1996 di Inggris, meski saat itu tim asuhan Fatih Terim tidak bisa meraih satu pun angka. Empat tahun berselang, rekor mereka jauh lebih baik, dengan melaju hingga babak perempat final sebelum akhirnya kalah 0-2 di tangan Portugal.

Sempat absen di Euro 2004, Turki mencatat comeback di Euro 2008. Di turnamen yang digelar di Austria dan Swiss tersebut, anak-anak asuhan Terim dikenal dengan spirit juang mereka yang tinggi – dibuktikan dengan kemenangan di menit-menit akhir atas Swiss, Rep. Ceska, dan Kroasia. Sayang, perjuangan mereka akhirnya harus terhenti di tangan Jerman di babak semifinal.

Di Euro 2012, Turki – yang kala itu diasuh Guus Hiddink, harus absen lantaran mereka kalah dari Kroasia di babak play-off, setelah sebelumnya hanya bisa finish di posisi dua di babak kualifikasi. Kala itu tim sempat mengejutkan publik sendiri, dengan menelan kekalahan 0-3 di leg pertama di Istanbul.

Kroasia

Pelatih: Ante Cacic
Pemain kunci: Luka Modric (89 Caps, 10 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: 6 Menang, 3 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2
Rata-rata kemasukan gol: 0,5

Keputusan Kroasia memisahkan diri dari Yugoslavia di 1991 membawa berkah tersendiri bagi perkembangan sepakbola mereka. Di debut babak Kualifikasi Piala Dunia dan Euro, Kockasti atau Tim Kotak-kotak langsung mampu membuktikan kekuatan mereka dan lolos ke putaran final tanpa hambatan berarti.

Salah satu legenda terbesar mereka, Davor Suker, pernah menghipnotis publik Prancis – tuan rumah Euro 2016, ketika ia mencetak enam gol di Piala Dunia 1998 dan merebut gelar top skorer. Tak hanya itu, Krosia pun akhirnya pulang dengan bangga usai mereka finish di peringkat tiga.

Sejak berdiri sendiri, Kroasia cuma absen dua kali di turnamen besar FIFA dan UEFA, pada 2000 dan 2010. Namun khusus di Euro, tim cuman sekali lolos dari babak grup, yakni di edisi 2008. Sementara untuk Euro 2016, negara besutan Ante Cacic memastikan diri maju ke babak utama setelah menyelesaikan kualifikasi sebagai runner-up Grup H di bawah Italia.

 

5. Grup E

Belgia

Pelatih: Marc Wilmots
Pemain kunci: Eden Hazard (63 Caps, 12 gol)
Rekor di fase kualifikasi: 7 Menang, 2 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,5

Siapapun setuju bahwa Rode Duivels alias Setan Merah adalah salah satu tim yang layak untuk diperhitungkan sebagai tim calon juara di Euro 2016. Diisi oleh bintang-bintang berbakat seperti Eden Hazard dan Kevin de Bruyne, tim asuhan Marc Wilmots mengakhiri aib absen 12 tahun di turnamen besar dengan bermain di Piala Dunia 2014.

Tidak hanya sekedar numpang lewat, kala itu Belgia sanggup mencatatkan prestasi impresif dengan bertahan hingga babak delapan besar.

Performa apik di Brasil lantas dijadikan modal berharga bagi Diables Rogues untuk melahap semua laga Kualifikasi Euro 2016 dengan hasil terbaik – hingga mereka memastikan diri lolos ke putaran final dengan status juara grup. Di Prancis, anak-anak asuhan Wilmots akan coba memperbaiki prestasi terbaik mereka di Euro, yakni menempati posisi runner-up di 1980.

Italia

Pelatih: Antonio Conte
Pemain kunci: Giorgio Chiellini (83 Caps, 6 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 3 Imbang, 0 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,6
Rata-rata kemasukan gol: 0,7

Meski kerap digerogoti dengan skandal pengaturan skor dalam beberapa tahun terakhir, Italia merupakan negara Eropa tersukses di ajang Piala Dunia, dengan torehan empat gelar juara. Namun di kancah Euro, Gli Azzurri cuma sekali menjadi juara di 1968. Itu terjadi usai mereka menang atas Yugoslavia di partai ulangan yang dihelat di Roma.

Italia sendiri memang bukan tim yang dikenal punya tradisi kuat di Euroa. Sempat gagal lolos ke putaran final di 1984 dan 1992, mereka berhasil masuk laga puncak di edisi 2000 dan 2012.

Di Euro 2016 nanti, tim asuhan Antonio Conte akan turun dengan modal rekor tak terkalahkan di 10 laga yang mereka jalani di babak Kualifikasi.

Republik Irlandia

Pelatih: Martin O’Neill
Pemain kunci: Jon Walters (39 Caps, 10 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 4 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,8
Rata-rata kemasukan gol: 0,7

Debut Rep. Irlandia di turnamen besar mereka dimulai pada 1988. Saat itu mereka mampu mengalahkan Inggris, sebelum akhirnya tumbang di tangan Belanda – yang akhirnya keluar sebagai juara – di babak empat besar.

Irlandia pernah punya pelatih legendaris asal Inggri bernama Jack Charlton, yang berjasa membawa tim lolos ke dua ajang Piala Dunia. Salah satunya di turnamen yang digelar di Italia, di mana mereka mampu mencatat memori manis dengan bermain hingga babak perempat final. Tim berjuluk the Boys in Green ini juga sempat meramaikan ajang Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang.

Di Euro, Irlandia punya cerita yang sedikit berbeda. Mereka harus absen lama di kejuaraan antarnegara Eropa, sebelum bos asal Italia – Giovanni Trapattoni – sukses membawa tim lolos ke putaran final edisi 2012. Sayang, saat itu mereka kalah tiga kali beruntun di fase grup dan harus angkat koper lebih awal.

Swedia

Pelatih: Erik Hamren
Pemain kunci: Zlatan Ibrahimovic (112 Caps, 62 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 4 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,6
Rata-rata kemasukan gol: 1

Swedia pernah mencatat prestasi bagus di Euro 1992, di mana kala itu mereka bertahan hingga fase semifinal, setelah sebelumnya sempat menang atas Denmark, yang akhirnya menjadi juara, Inggris, dan juga bermain imbang melawan Prancis. Namun ambisi tuan rumah untuk maju ke final setelah langkah mereka dihentikan Jerman dengan skor tipis 3-2.

Swedia kemudian harus menunggu hingga delapan tahun, sebelum mereka bisa tampil di putaran final Euro 2000. Empat tahun berselang, pasukan Blagult menutup Euro 2004 dengan rekor tak terkalahkan, meski perjalanan mereka harus terhenti setelah kalah adu penalti di babak perempat final melawan Belanda.

Sementara di Euro edisi terakhir di Polandia dan Ukraina pada 2012, Swedia gagal di fase grup. Sebenarnya Zlatan Ibrahimovic dkk bermain lumayan bagus. Mereka selalu bisa unggul di babak kedua, meski akhirnya tumbang di tangan Ukraina dan Inggris. Di laga terakhir, tim menang 2-0 atas Prancis, dalam pertandingan tak menentukan – yang diwarnai oleh gol akrobatik Ibrahimovic.

 

6. Grup F

Portugal

Pelatih: Fernando Santos
Pemain kunci: Cristiano Ronaldo (125 Caps, 56 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 7 Menang, 0 Imbang, 1 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,4
Rata-rata kemasukan gol: 0,6

Portugal pernah hampir berhasil mewujudkan impian mendiang Eusebio dengan menjadi juara Euro, sebelum mereka akhirnya digagalkan Yunani di 2014. Hasil ini juga membuat Seleccao mendapat gelar buruk – satu-satunya tim yang gagal menang kala bermain di final Euro sebagai tuan rumah.

Terlepas dari kegagalan mengejutkan tersebut, Portugal sebenarnya punya sejarah bagus di Euro. Mereka tidak pernah gagal lolos dari fase grup, setelah sempat kalah di babak semifinal di tangan tim yang akhirnya menjadi juara, Prancis di 1984 dan 2000, serta Spanyol di 2012.

Islandia

Pelatih: Lars Lagerback/Heimir Hallgrimsson
Pemain Kunci: Gylfi Sigurdsson (37 Caps, 12 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 2 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,7
Rata-rata kemasukan gol: 0,6

Islandia sudah mulai menunjukkan kebangkitan mereka di kancah sepakbola Eropa, usai memastikan diri lolos ke Euro U-21 2011 yang digelar di Denmark. Tiga tahun berselang, tim asuhan Lars Lagerback mencatat sejarah baru dengan finish di posisi dua Kualifikasi Piala Dunia 2014 dan mengamankan jatah play-off. Sayang, perjuangan mereka terhenti setelah tumbang 0-2 secara agregat dari Swedia.

Namun demikian, Islandia tak lantas patah arang. Tim terus bekerja keras dan menjaga konsistensi permainan mereka, hingga akhirnya lolos ke Euro 2016 dengan finish sebagai tim runner-up Grup A dan masuk turnamen besar untuk kali pertama sepanjang sejarah.

Austria

Pelatih: Marcel Koller
Pemain Kunci: Zlatko Junuzovic (46 Caps, 7 Gol)
Rekor di fase kualifikasi: 9 Menang, 1 Imbang, 0 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 2,2
Rata-rata kemasukan gol: 0,5

Austria sempat dikenal sebagai tim nasional tangguh, baik di Eropa maupun dunia. Salah satu capaian terbesar mereka adalah ketika meraih gelar runner-up Piala Dunia 1954. Selain itu, negara yang mulai menekuni dunia sepakbola pada 1904 ini juga tercatat sudah tampil di tujuh edisi Piala Dunia berbeda – meski yang terakhir adalah Piala Dunia 1998 di Prancis.

Di Euro, catatan terbaik Austria adalah bermain di fase grup edisi 2008, di mana kala itu mereka turun dengan status sebagai tuan rumah. Namun tahun ini, tim asuhan Marcel Koller sanggup lolos ke turnamen di Prancis dengan usaha mereka sendiri, setelah mencatat sembilan kemenangan di 10 laga di babak kualifikasi.

Hungaria

Pelatih: Bernd Strock
Pemain kunci: Balazs Dzsudzsak (77 Caps, 18 Gol)
Rekor di babak kualifikasi: 6 Menang, 4 Imbang, 2 Kalah
Rata-rata mencetak gol: 1,2
Rata-rata kemasukan gol: 0,8

Hungaria sempat dikenal sebagai tim raksasa di kancah sepakbola Eropa di era 30an dan 50an. Hal itu dibuktikan dengan sukses mereka menjadi runner-up di Piala Dunia 1938 dan 1954. Selain itu, mereka juga sukses meraih tiga gelar Olimpiade, serta menelurkan generasi emas yang terdiri dari sosok beken macam Ferenc Puskas, Jozsef Bozsik, dan Sandor Kocsis.

Sayang, sejak bermain di Piala Dunia 1986, Hungaria selalu gagal lolos ke turnamen besar manapun. Beruntung, tim akhirnya mampu menghampus rekor buruk tersebut dengan memastikan lolos ke Euro 2016 di bawah asuhan manajer Bernd Storck.

Exit mobile version