Play Fair, Program Inovasi Untuk Revolusi Dunia Sepak Bola Dunia
Sepakbola memang sudah identik waktu permainan yang berlangsung selama 90 menit atau 2×45 menit. Namun, terobosan-terobosan baru tengah digodok oleh Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), termasuk soal durasi waktu permainan yang bakal diubah.
Dalam sebuah progam inovasi bernama Play Fair! Yang diluncurkan IFAB, terdapat ide yang tak biasa mengenai perubahan waktu permainan sepakbola yakni dari yang sebelumnya berlangsung selama 90 menit, jadi 60 menit saja.
Itu artinya sebuah laga sepakbola akan dimainkan dalam waktu 2×30 menit, bukan lagi 2×45 menit seperti yang berlaku selama ini. Tapi, durasi waktu selama 30 menit pada setiap babak itu harus dijalankan seefektif mungkin oleh wasit.
Nantinya wasit akan menghentikan waktu permainan saat setiap kali bola ‘mati’ atau sedang tak aktif dan tak dimainkan. Tujuan dari ide ini adalah untuk meminimalisir aksi-aksi tak sportif seperti membuang-buang waktu yang kerap dilakukan tim-tim yang tengah dalam kondisi unggul.
Menanggapi rencana penerapan ide tersebut, mantan wasit Liga Primer Inggris, David Elleray mengakui perubahan tersebut dirasa cukup ekstrem sehingga akan butuh waktu untuk bisa didiskusikan dan diterima.
“Itu adalah ide yang cukup ekstrem. Tapi di olahraga lainnya, waktu dihentikan ketika bola tak aktif. Kita juga tahu bahwa di sebagian besar sepakbola level top, Anda cuma mendapatkan 60 menit permainan di mana bola sungguh-sungguh dimainkan,” ujar David Elleray seperti dilansir dari Soccerway.
“Sering terjadi di akhir-akhir laga, ketika kita melihat waktu terbuang paling banyak, waktu hilang, karena sebuah tim menang 1-0 dan mau menjaga keunggulan mereka bagaimanapun caranya. Ide ini jelas cukup ekstrem dan sesuatu yang mungkin perlu kita ubah secara bertahap,” jelasnya.
Kemudian ada ide-ide lainnya yang direncanakan seperti para pemain boleh langsung menggiring bola selepas dilanggar, bola tak perlu diatur dan tak harus diam untuk melakukan tendangan bebas, penalti ketika kiper menangkap backpass, atau tendangan gawang dilakukan di tempat bola keluar lapangan.
Selain itu, ada juga ide yan menyebutkan bahwa tim juga bisa dikurangi poinnya kalau para pemain merubungi wasit untuk melakukan protes.
Sejumlah proposal yang diajukan IFAB dalam dokumen tersebut tentu ada yang bisa langsung diterapkan dan tidak mengharuskan adanya perubahan aturan. Tapi, sebagian lainnya masih harus diuji coba dan ada pula yang masih perlu dibahas lebih lanjut.