Kekesalan tak bisa disembunyikan Pelatih Pusamania Borneo FC, Dragan Djukanovic, kala timnya dipaksa takluk 1-2 dari Bhayangkara FC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (7/10). Bahkan, dia mengklaim, untuk bersaing di sepak bola Indonesia, keajaiban lebih diperlukan ketimbang kehadiran pelatih.
PBFC sejatinya mampu tampil apik bahkan sempat unggul terlebih dahulu pada menit ke-24 saat Ricky Akbar Ohorella merobek gawang
Wahyu Tri Nugroho.
Namun, keunggulan PBFC hanya bertahan sampai 8 menit. Sebab, pada menit ke-32, Wahyu Subo Seto mampu menyamakan skor menjadi 1-1. Gol Subo sebenarnya bisa ditangkap kiper PBFC, Dian Agus Prasetyo. Namun bola sempat menyentuh kaki Terrens Puhiri sebelum masuk dengan pelan ke gawang.
Gol penentu Bhayangkara FC lahir dari Thiago Furtuoso pada menit ke-79. Tendangan keras striker asal Brasil tersebut dari luar kotak penalti tak mampu dihalau Muhammad Ridho, kiper yang menggantikan Dian Agus.
Bhayangkara FC bahkan nyaris unggul lebih besar saat mereka mendapatkan penalti. Wasit memberikan penalti setelah Ridho dianggap melanggar Ilham Udin. Namun, Otavio Dutra yang menjadi algojo gagal mencetak gol. Tendangan ala Panenka yang dilakukannya pada menit ke-85 mampu ditepis Ridho.
“Saya tidak puas dengan apa yang kami dapat hari ini, terutama pada babak kedua. Di babak pertama kami bisa mengendalikan pertandingan. Di 45 menit petama kami selalu menguasai bola, dan Bhayangkara hanya mengandalkan serangan balik,” terang Dragan Djukanovic, arsitek PBFC.
Namun, dia melihat kinerja wasit berubah pada babak kedua. Dragan menilai wasit banyak menguntungkan tuan rumah.
“Butuh magic untuk setiap pertandingan di Indonesia, tidak butuh pelatih sepak bola. Ini kenyataannya. Wasit sangat luar biasa,” kata Dragan.
Dragan menilai, dengan hasil ini peluang timnya finis di posisi enam besar klasemen akhir ISC memang belum tertutup.
“Saya pikir tim ini pantas untuk berada di 6-besar klasemen akhir, bahkan di tempat yang lebih baik lagi yaitu 3-besar. Kami selalu menghadapi masalah yang sama, tapi setiap minggunya selalu ada progress positif. Tapi sangat sulit untuk menjaga kondisi dan memotivasi tim agar tetap berada didalam trek positif, karena banyaknya faktor eksternal di liga Indonesia,” sambungnya.
Terpisah, kapten tim Ponaryo Astaman juga menyesalkan kekalahan kemarin. Dia menilai ada kelengahan di babak kedua, sehingga mampu dimanfaatkan tim lawan.
“Namun di luar itu, tim sudah memberikan usaha yang terbaik. Seperti yang pelatih bilang tadi, pertandigan banyak dipengaruhi keputusan wasit, terutama pada babak kedua,” kata Ponaryo.