Komentar Agung Setyabudi Ikut Merasa Kecewa Atas Kekalahan Tim Garuda Saat Menghadapi Thailand
Mantan kapten timnas Indonesia, Agung Setyabudi, ikut merasa kecewa atas kekalahan tim Garuda saat menghadapi Thailand. Menurutnya, timnas Indonesia harus bangkit dan memperbaiki penampilannya.
Belum kering luka setelah dipermalukan Malaysia, giliran Thailand yang membuat anak asuh Simon McMenemy babak belur. Meski sempat memberikan perlawanan sengit pada babak pertama, timnas Indonesia bertekuk lutut dari Thailand.
Supachok Sarachat membuka keunggulan Thailand sepuluh menit babak kedua berjalan. Thailand kembali menambah keunggulan lewat eksekusi penalti Theerathon Bunmathan. Supachok Sarachat, mengunci kemenangan Thailand atas Indonesia menjadi 3-0 di menit ke-71.
Dua kekalahan beruntun membuat Alberto Goncalves dan kolega semakin terpuruk di dasar klasemen sementara Grup G. Indonesia belum sekalipun memiliki nilai bahkan sudah kebobolan enam gol dalam dua pertandingan berturut-turut.
Mantan kapten Timnas Indonesia, Agung Setyabudi seperti kehabisan kata-kata untuk menggambarkan penampilan Timnas yang jauh dari harapan. Begitu mudahnya skuat Merah-putih dijadikan bulan-bulanan oleh Thailand.
“Babak pertama saya akui bermain bagus, organisasi permainan oke. Tapi begitu masuk di babak kedua habis lagi. Stamina kendor dan seperti hanya menunggu kemasukan saja. Memalukan lagi kalah dua kali beruntun di kandang sendiri dan sudah kebobolan enam gol,” terangnya kepada Bola.com, Selasa (10/9/2019).
“Saya tidak tahu ada apa dengan tenaga-tenaga muda di Timnas seperti Evan Dimas kok tidak muncul seperti saat di U-19 yang begitu eksplosif. Tenyata tidak ada perubahan meski Simon McMenemy melakukan sedikit rotasi pemain di lini belakang,” ungkap kapten Timnas Indonesia di Piala Asia 2004.
Agung menilai para pemain sudah memberikan kontribusi maksimal dalam dua pertandingan terakhir. Hanya saja, dirinya tidak melihat jiwa patriotisme yang ditunjukkan pemain ketika membela negara. Agung menyebut seharusnya pemain lebih bersemangat ketika ada di level Timnas.
“Persiapan yang tidak ideal atau dianggap mepet karena kompetisi Liga 1 tidak bisa dijadikan alasan. Semua generasi di Timnas sama saja mengalami. Saya rasa lebih ke individu pemain yang harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Bagi saya tetap beda ketika main di klub dan timnas Indonesia. Seharusnya lebih berjiwa patriot ketika berseragam Timnas,” ungkap Agung.
Pria asal Kota Solo tersebut mengatakan jika federasi yakni PSSI yang harus bertanggung jawab atas terpuruknya prestasi timnas Indonesia. Berkali-kali Agung Setyabudi meminta agar PSSI melakukan pembenahan di tubuh organisasi, yang sampai sekarang belum memiliki sosok pemimpin.
“Skuat dan pemain tidak bisa disalahkan. Tapi pangkal permasalahan tetap ada di federasi. Bagaimana mau mengurus Timnas, ketuanya saja tidak ada. Tidak ada konsep yang bisa dijalankan pengurus hingga ke tim, jika ketua saja tidak ada,” ujar Agung Setyabudi.