Persaingan di Liga Inggris bukan hanya melibatkan para pemain di atas lapangan. Mereka yang duduk di bangku cadangan pun sewaktu-waktu bisa jadi penentu kemenangan.
Sepak bola bisa diibaratkan seperti permainan skuat dan kecerdikan seorang pelatih. Karena juru taktik akan menerapkan strategi ampuhnya ketika timnya mulai terdesak untuk merebut kemenangan. Bukan hanya di Liga Inggris, di kompetisi mana pun, pemain pengganti memiliki peranan yang sangat penting.
Pemain pengganti tidak hanya duduk dan berbincang di bangku cadangan saja. Mereka juga dituntut untuk mengamati jalannya pertandingan, dan menganalisis pergerakan pemain di lapangan. Itulah kelebihan pemain yang berada di bangku cadangan.
Pasalnya, ketika pelatih menunjuknya untuk tampil, pemain pengganti tersebut sudah tak perlu lagi membaca pergerakan lawan. Sebab, dia sudah punya modal informasi yang cukup terkait situasi di lapangan sehingga sedikit banyak sudah tahu apa yang harus mereka lakukan saat dimasukkan ke lapangan.
Chelsea misalnya. Di bawah arahan Antonio Conte, The Blues menjadi tim yang kembali disegani lawan. Salah satu kelebihannya adalah pelatih asal Italia itu berani mengambil risiko dengan menurunkan pemain muda mereka di musim ini.
Tak hanya itu saja, Chelsea memang saat ini masih diselimuti dewi keberuntungan. Mengingat belum ada pemain inti yang mengalami cedera parah, sehingga Conte dengan mudah untuk menurunkan pemain andalannya. Lalu bagaimana dengan pesaing lainnya, seperti Tottenham Hotspur, Arsenal, Liverpool, dan duo Manchester, apakah mereka punya cukup stok pemain yang diturunkan.
Berikut 4 klub Liga Inggris yang sia-siakan potensi pemain cadangan:
1. Liverpool
Liverpool memang dikenal salah satu klub penyumbang gol terbanyak di Liga Inggris. Total, 54 gol telah disumbangkan The Reds dalam 25 pertandingan terakhirnya di kompetisi domestik.
Tapi, pelatih Juergen Klopp masih punya kekurangan dalam hal membaca pemain cadangan. Karena itu, ketika pilihan utamanya terganggu oleh cedera dan komitmen internasional terkadang pelatih berkacamata itu sering kesulitan memberikan kepercayaan kepada pemain lain.
Padahal, ada beberapa nama yang mempunyai potensi besar untuk mengubah keadaan, seperti Daniel Sturridge dan Divock Origi. Tapi, mereka tampak kesulitan untuk membaca filosofi Liverpool, sehingga kedua pemain itu sering kali kesulitan selama diminta untuk mengubah permainan.
2. Manchester United
Jose Mourinho mungkin dikenal sebagai salah satu pelatih yang disegani banyak pemain. Tak jarang dari pemain yang memilih angkat koper lantaran tidak cocok dengan sistem atau gaya permainan pelatih berkebangsaan Portugal itu.
Dari banyak hal yang sudah diketahui, ada satu masalah serius yang hingga kini belum juga diatasi Mourinho, yakni kurangnya mempercayai pemain cadangan. Sejauh ini, sangat terlihat ketimpangan di ruang ganti Setan Merah.
Padahal pemain pengganti United punya kelebihan dan tak kalah dari skuat utama. Sebut saja Bastian Schweinsteiger dan Wayne Rooney. Kedua pemain ini sering kali menjadi bintang di pertandingan ketika sukses mengubah keadaan dengan mencetak gol. Seperti yang dilakukan gelandang veteran Jerman sewaktu mencetak gol perdananya di musim ini saat mengantarkan Setan Merah menang atas Wigan Athletic dengan skor 4-0.
3. Tottenham Hotspur
Mauricio Pochettino pernah berbicara tentang perlunya pemain cadangan yang memiliki kualitas yang sama dengan skuat utama. Ini dilakukan agar ketika ada pemain andalan yang mengalami cedera pelatih sudah tak perlu repot lagi mencari pengganti yang ideal.
Artinya, pemain yang berada di bangku cadangan bisa dikatakan sebagai ajang pembuktian untuk pemain itu sendiri. Apalagi pelatih berkebangsaan Argentina itu terlihat kesulitan untuk menemukan pengganti Erik Lamela yang mengalami cedera.
Pasalnya sejauh ini belum ada alternatif yang ideal untuk menggantikan Lamela. Alasan inilah yang membuat Pochettino sering kali inkonsistensi.
4. Manchester City
Sama seperti tim sekota mereka, Manchester City juga dikenal sebagai klub dengan skuat yang kurang keseimbangan. Pep Guardiola punya beberapa pemain pengganti berkualitas di beberapa lini, tapi ada celah yang sulit ditutupi oleh tim.
Tapi bedanya Guardiola mampu merespons kekurangan itu dengan cepat, salah satunya dengan mendatangkan Gabriel di tahun ini. Perubahan yang terjadi di lini depan memaksa Sergio Aguero merasa terasingkan lantaran dia lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan.
Tak hanya pada bagian posisi penyerang saja yang mengalami perubahan. Posisi pengatur ritme permainan juga terasa sangat berbeda, karena Guardiola masih sulit membaca karakter pemainnya sehingga ada banyak ketimpangan yang terjadi. Misalnya dari kesempatan bermain di mana tak semua mendapatkan kesempatan yang layak.