AC Milan, Menuju Era Baru atau Kembali ke Masa Lalu

AC Milan adalah salah satu klub tersukses. Siapa yang menyangkal raihan tujuh trofi Milan dalam ajang Liga Champions Eropa? Raihan tersebut menjadikan Rossoneri sebagai salah satu klub terbaik di Eropa. Di Italia pun Milan adalah salah satu klub digdaya dan cukup disegani.

Raihan 18 scudetto, plus tempat lahirnya pemain-pemain masyhur seperti Franco Baresi ataupun Paolo Maldini membuat Milan begitu dikenal bukan hanya level domestik, tapi juga seluruh dunia.

Namun, entah kenapa sejak menjuarai liga pada musim 2010/2011, klub yang bermarkas di San Siro ini sulit untuk bersaing di papan atas Serie A.

Performa yang inkonsisten, ditambah juga dengan Milan yang jarang mendatangkan nama-nama besar (terakhir Zlatan Ibrahimovic), membuat Milan sulit bersaing dengan klub-klub lain macam Napoli, Juventus, atau AS Roma. Selain itu, faktor-faktor nonteknis pun kerap menjadi ganjalan klub yang didirikan oleh orang Inggris, Alfred Edwards dan Herbert Kiplin ini.

Memasuki musim 2016/2017, Milan tentunya ingin bangkit dari keterpurukan yang telah menimpa mereka selama beberapa musim belakangan (bahkan musim lalu Milan finis ketujuh). Di bawah tangan pelatih anyar, Vincenzo Montella, Milan pun berbenah.

Pembelian Pemain yang Serba Sulit bagi Montella

Pada pembukaan bursa transfer musim panas, Montella disodorkan target oleh manajemen untuk mendatangkan pemain-pemain kenamaan seperti Adem Ljajic, Marko Pjaca, Juan Cuadrado, Leonardo Pavoletti, Milan Badelj, dan Roberto Soriano. Ada juga nama-nama lain yang menjadi incaran Montella, seperti Isco, Leandro Paredes, Mateo Kovacic, Simone Zaza, dan Rodrigo Bentacur.

Tapi, kesemua nama itu belum berhasil didaratkan oleh Milan. Gagalnya Milan mendaratkan nama-nama ini diduga karena negosiasi alot perpindahan kepemilikan Milan sehingga dana untuk transfer tidak cair secara maksimal. Akhirnya, Milan pun berhasil merekrut pemain. Namun, semua pemain itu hanyalah pemain-pemain “yang belum dikenal namanya” seperti Gianluca Lapadula, Leonel Vangioni, dan Gustavo Gomez.

Meski ada kabar Kovacic akan segera merapat ke Milan, tampaknya masalah harga dan dana yang dimiliki Milan menjadi faktor penghambat Montella mendatangkan pemain yang sekarang membela Madrid ini. Sekalipun dengan pemain seadanya, Montella mengaku siap untuk mengarungi musim depan. Ia akan bekerja dengan pemain yang ada dan tidak akan menghiraukan kabar-kabar yang beredar.

“Saya tidak khawatir. Saya akan bekerja dengan pemain yang saya miliki. Saya tidak bisa kehilangan waktu hanya karena memikirkan hipotesis yang ada,” ujar dia.

Namun, Montella tampaknya masih kesulitan meramu tim yang seadanya ini. Dalam ajang International Champions Cup 2016, setelah mampu mengalahkan Bayern Munich lewat adu penalti 5-3 (1-1), mereka berturut-turut takluk 0-2 dariLiverpool dan 1-3 dari Chelse

Milan akan membuka Serie A 20162017 melawan Torino, Minggu (21/8). Montella mesti berpikir lebih keras perihal racikan strategi yang akan ia gunakan.

Kemungkinan-Kemungkinan Penerapan Strategi yang Akan Diterapkan oleh Montella

Montella adalah manajer kelima dalam kurun waktu tiga tahun terakhir setelah Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, Sinisa Mihajlovic, dan Cristian Brocchi. Jika melihat tren Milan ini, kemungkinan Montella untuk dipecat pada pertengahan atau akhir musim nanti begitu besar. Tapi, siapa tahu?

Perihal caranya membangun Milan, kepada media, Montella mengungkapkan bahwa ia akan membangun Milan dengan menggunakan formasi dasar 4-3-3. Namun, ada kemungkinan juga Montella akan menggunakan formasi dasar 3-4-2-1, formasi yang ia terapkan kala masih melatih Sampdoria dan Fiorentina.

Khusus untuk formasi 4-3-3, Montella perlu menunggu kedatangan Kovacic karena Keisuke Honda dan Suso akan sulit untuk beradaptasi di posisi winger. Memang masih ada Mbaye Niang, tapi ia kerap terkena cedera. Sedangkan dalam formasi 3-4-2-1, kemampuan Honda dan Suso sebagai gelandang no. 10 dapat dimaksimalkan.

Namun, kunci penyerangan Milan tetap ada dalam nama Carlos Bacca. Penyerang asal Kolombia yang juga memiliki kemampuan untuk membuka ruang di lini depan ini masih akan menjadi tumpuan Milan dalam membangun serangan.

Exit mobile version