Claudio Ranieri telah dipecat oleh Leicester City. Akan tetapi, dia tetap sosok yang dikagumi oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Salah satu yang membuat dia dikagumi adalah karena sikap riangnya saat di luar lapangan. Tak jarang dia juga melemparkan candaan saat konferensi pers. Pelatih asal Italia berusia 65 tahun itu adalah manajer yang cukup disenangi oleh wartawan-wartawan Inggris musim lalu.
Saat dia mulai melatih Stadion King Power sekitar sembilan bulan yang lalu banyak kutipan menarik yang keluar dari mulutnya. Mari kita mengenang beberapa kutipan menarik Ranieri saat menjadi arsitek Leicester:
1. “Saya mengatakan kepada mereka, jika Anda bisa clean sheet, saya akan membeli pizza untuk semua orang. Saya pikir mereka sedang menunggu saya untuk menawarkan hot dog juga.”
Ranieri menjanjilkan pemainnya pizza sebelum mereka akhirnya berhasil clean sheet pertama mereka musim ini dalam kemenangan 1-0 atas Crystal Palace pada Oktober.
2. “Saya membayar untuk pizza, Anda membayar untuk sosis.”
Ranieri bereaksi ketika diberitahu ada tukang daging di Leicester, W Archer & Son telah menciptakan sosis untuk menghormatinya.
3. “Dari awal ketika ada sesuatu yang salah dan kemudian saya katakan: ‘Dilly-ding, dilly-dong, bangun, bangun’ Jadi pada hari Natal, saya membelikan semua pemain dan semua staf lonceng kecil. Itu hanya lelucon.”
Pelatih asal Italia itu memberi lonceng kepada skuatnya sebagai hadiah Natal pada 2015 untuk mengingatkan mereka agar tidak tergelincir dalam pelatihan.
4. “Ini bukan pesepak bola. Dia adalah kuda yang fantastis.”
Ranieri menggambarkan striker Jamie Vardy sebagai kuda dalam sebuah wawancara.
5. “Saya mengatakan tim saya adalah seperti RAF (Royal Air Force – pesawat perang Inggris), itu fantastis. Saya menyukainya.”
Marc Albrighton, Jamie Vardy, dan Jeff Schlupp diberi sebutan pemain tercepat, yang membuat Ranieri untuk membandingkannya dengan RAF.
6. “Saya mengatakan kepada pemain saya ‘ketika Anda pergi di lapangan dan Anda mendengar lagu dari Kasabian, itu berarti mereka menginginkan prajurit’. Saya ingin melihat mereka sebagai prajurit untuk para penggemar. Kasabian adalah band rock yang fantastis dari Leicester dan saya pikir gitaris mereka, Sergio Pizzorno adalah orang Italia.”
Lagu berjudul The Foxes yang dimainkan oleh band rock asal Leicester, Kasabian sebelum pertandingan mereka dengan vokalis Tom Meighan rajin menonton langsung di Stadion King Power.
7. “Ini fantastis ketika Anda melihat sebelum pertandingan, seorang wanita tua dengan kemeja Leicester luar stadion saya katakan: ‘Luar biasa, mereka datang dari Leicester untuk mendukung kami’ Ini adalah emosi saya.”
Ranieri mencoba menjelaskan emosinya setelah ia menumpahkan air mata selepas kemenangan Leicester 2-0 atas Sunderland pada April 2016 yang mereka unggul 10 poin di puncak klasemen.
8. “Sekarang kami pergi langsung untuk mencoba memenangi gelar. Kami berada di Liga Champions, ‘Dilly-ding, dilly-dong, ayo’. Kami berada di Liga Champions, itu fantastis, hebat. Bagus untuk semuanya.”
Ranieri akhirnya mengakui, dengan empat pertandingan tersisa di pada musim 2015–2016, Leicester akan meraih gelar setelah menyegel memastikan akan tampil di Liga Champions musim ini.
9. “Itu penting untuk menjaga itu terjadi sampai Natal, seperti kita berada dalam pertempuran degradasi. Untuk pertempuran ini saya butuh pejuang, dan mereka menunjukkan apa yang saya ingin lihat.”
Pelatih berusia 65 tahun itu menunjukkan ketidaksenangannya terkait hasil-hasil selama ini yang diraih timnya, mengakui The Foxes berada dalam pertempuran degradasi pada November 2016.
10. “Saya bisa (terlalu setia), bisa. Sulit ketika Anda mencapai sesuatu yang begitu baik, Anda ingin memberi mereka satu kesempatan, dua peluang, tiga peluang. Mungkin sekarang, itu terlalu banyak.”
Pada Februari 2017, Ranieri mengaku dia bisa saja terlalu loyal kepada pemain yang memenangi gelar musim lalu. Padahal, pemain yang tampil baik musim lalu belum tentu tampil baik musim ini.
